Metode Pendekatan.
Permasalah yang dihadapi di saat melaksanakan Program
Pembejaran Keaksaraan Dasar adalah calon dan atau warga belajar malu mengakui
kalau mereka buta aksara. Selain itu, warga belajar juga enggan mengikuti
kegiatan pembelajaran karena sering bentrok dengan aktifitas keseharian
mereka.
Solusi untuk mengantisipasi rasa malu warga belajar
adalah penerimaan Tutor (pendidik) di latih dari orang-orang sekitar warga
belajar melalui koordinasi dengan Kepala Desa dan atau Ketua RT / RW
Setempat. Kemudian untuk penanganan masalah waktu yang kerap bentrok
dengan keseharian maka penyusunan jadwal pembelajaran disusun dengan mengikuti
sertakan warga belajar dalam menentukan hari-hari pembelajaran.
Peserta dibagi dalam 4 (empat kelompok) dengan anggota
kelompok 10 orang; setiap kelompok didampingi 1 (satu) orang Tutor dan 1 (satu)
orang Nara Sumber Teknis.
Materi dan Evaluasi Hasil Belajar.
Materi pembelajaran berupa Pengetahuan Dasar dan Bahasa
Indonesia. Untuk bekal keterampilan warga belajar, dilaksanakan pula materi
kegiatan keterampilan hidupnya, terutama yang sesuai dengan potensi daerah
setempat yaitu meningkatkan hasil-hasil pertanian (antara lain wortel dan kopi)
sehingga dapat meningkat nilai tambahnya, disamping mulai dikenalkan usaha
peternakan dan ketrampilan lainnya.
Evaluasi adalah proses atau tindakan yang dilaksanakan
dengan maksud untuk mengetahui tngkat keberhasilan program yang telah
dilaksanakan.
Bentuk Evaluasi yang dipergunakan adalah :
·
Pre
test
·
Evaluasi
mingguan
·
Evaluasi
akhir program
Kurikulum.
Kurikulum untuk program Pembejaran Keaksaraan Dasar
disusun secara mandiri berdasarkan hasil analisa di lapangan. Begitu pula
dengan strategi dan rencana pelaksanaan pembelajaran keaksaraan pada
masing-masing kelompok, disusun secara mandiri oleh penyelenggara.
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan dalam 10 kali pertemuan selama 2 (dua) bulan dengan
waktu pelaksanaan berdasarkan kesediaan dan kesepakatan peserta belajar.